BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang
dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju
pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana
(KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan
bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun
1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
Pelayanan Keluarga Berencana yang
merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga
Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi
serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih
berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih
metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).KB merupakan program
yang berfungsi untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan
anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah dari AKDR ?
2.
Apakah pengertian AKDR ?
3.
Adakah jenis-jenis IUD ?
4.
Bagaimanakah cara
kerja IUD ?
5.
Bagaimanakah
tingkat keefektifitasan dari IUD/AKDR ?
6.
Adakah Kontraindikasi pemakaian IUD/AKDR ?
7.
Apasaja keuntungan-keuntungan menggunakan IUD/AKDR ?
8.
Apasaja
kerugian-kerugian menggunakan kontrasepsi IUD/AKDR ?
9.
Efek samping dan
komplikasi seperti apakah yang ditimbulkan pada saat pemakaian alat kontrasepsi
IUD/AKDR ?
10.
Kapan waktu yang
tepat untuk pemasangan IUD/AKDR ?
11.
Bagaimanakah cara
pemeriksaan benang IUD ?
12.
Apasaja
keluhan-keluhan dalam memasang IUD ?
13.
Bagaimana cara
pemasangan IUD ?
C.
Tujuan
1.
Dapat mengetahui
sejarah dari AKDR.
2.
Dapat mengetahui
pengertian ADKR.
3.
Mengetahui
jenis-jenis AKDR.
4.
Mengetahui cara
kerja IUD.
5.
Mengetahui tingkat
keefektifan dari IUD.
6.
Mengidentifikasi
adanya kontraindikasi dalam pemakaian AKDR.
7.
Mengetahui
keuntungan-keuntungan pemakaian AKDR.
8.
Mengidentifikasi
kerigian-kerugian dalam penggunaan AKDR.
9.
Mengidentifikasi
efeksamping dan komplikasi yang ditimbulkan dalam penggunaan AKDR.
10. Mengetahui waktu pemasangan IUD.
11. Mengetahui cara pemeriksaan benang IUD.
12. Mengrtahui keluhan-keluhan dalam pemasangan IUD.
13. Mengetahui bagaimana cara pemasangan IUD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
AKDR telah dikenal sejak zaman purba dan
diyakini mempunyai efek antifertilitas. Pada tahun 1909, Richard Richter
memperkenalkan cincin intra uterine yang terbuat dari usus ulat sutra. Pada
1928 Erneset Grafenberg di Jerman memperkenalkan AKDR berbentuk cincin yang
terbuat dari campuran temabaga dan perak. Ternyata cincin Grafenberg banyak
menimbulkan peradangan panggul, sehingga tidak populer dan akhirya tidak lagi
mendapat peminat. Sejak saat itu banyak penelitian dilakukan untuk menciptakan
AKDR baru baik dari segi bentuk maupun materialnya. Pada akhir tahun 1950 AKDR
generasi pertama atau polos (inered IUD) yakni AKDR yang terbuat dari bahan
polietilen. Salah satu AKDR jenis ini adalah Lippes loop yang sangat terkenal
yang termasuk salah satu AKDR yang masih dipakai hingga sekarang. Pada tahun
1970an dibuat AKDR jenis baru yang masih menggunakan bahan bakar plastic
polietilen tapi dengan menambah substansi lain seperti logam(tembaga) atau hormon
dengan maksud mengurangi efek samping dan menambah keefektifannya. Berbagai
bentuk dan ukuran AKDR telah diciptakan tetapi pada dasarnya ada 2 hal yang
penting menyangkut AKDR,yakni:
1.
Tidak ada satu jenis
IUD yang secara konsisten lebih baik dari yang lain(missal lebih rendah angka
kejadiannya untuk kehamilan, ekspulsi, dan pencabutan).
2.
AKDR yang lebih kecil
menunjukkan angka kehamilan dan ekspulsi yang lebih tinggi ketimbang model yang
lebih besar, tetapi mempunyai angka kejadian yang lebih kecil untuk gangguan
perdarahan, nyeri dan gangguan medis lainnya yang memaksa AKDR harus diangkat.
Meskipun banyak laporan menunjukkan
adanya hubungan antara kejadian penyakir radang panggul (PRP) dengan pemakainan
AKDR tetapi tetap saja AKDR merupakan alat kontrasepsi yang populer Karena
keefektifannya yang tinggi, aman dan sangat cocok untuk banyak wanita terutama
yang sudah mempunyai anak dan tidak beresiko terhadap penyakit menular (PMS).
AKDR polos menjamin wanita terbebas dari efek samping hormonal sehingga sangat
cocok untuk wanita yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal.
B. Pengertian
IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) adalah alat
kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur (Polyethelen)
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama
populernya adalah spiral.
C. Jenis IUD
Jenis
dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama spiral.
Jenis-jenis dari IUD tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini :
a. Lippes-Loop d.
Copper-T (Gyne-T)
g.Progesterone
IUD
b. Saf-T-Coil e.
Copper-7 (Gravigard)
c.
Dana-Super f.
Multiload
Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada beberapa macam jenis yaitu :
·
IUD Copper T,
IUD
ini terbentuk dari rangka plastik yang lentur (polyethelene ) dan
tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan
konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian
menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya
efek samping hormonal dan amenorhea. Bentuk IUD
Copper T sebagai berikut :
·
IUD Nova T
IUD ini terbentuk dari
rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung
tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batangIUD. Gambar IUD Nova T :
·
IUD Mirena
IUD
ini terbentuk dari rangka plastik yang
dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron)
sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.
Bentuknya seperti ini :
·
Cooper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
·
Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya
dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan
luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu
standar, small (kecil), dan mini.
·
Lippes Loop
IUD
ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam),
tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk
tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan
lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah
IUD jenis ini.
·
D. Cara Kerja
Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan
seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi
sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi
darurat (dipasang setelah hubungan seksual tertjadi) dalam beberapa kasus
mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai
alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme
yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan
sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).
1.
Menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke tuba falopii
2.
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.
IUD
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
E. Efektifitas
IUD
sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%)
dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe
Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat
dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
F. Indikasi
Prinsip
pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum
uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin
dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
·
Usia reproduktif
·
Keadaan nulipara
·
Menginginkan
menggunakan kontrasepsi jangka panjang
·
Perempuan menyusui yang
menginginkan menggunakan kontrasepsi
·
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui
·
Setelah mengalami
abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
·
Risiko rendah dari IMS
·
Tidak menghendaki
metoda hormonal
·
Tidak menyukai
mengingat-ingat minum pil setiap hari
·
Tidak menghendaki
kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
·
Perokok
·
Gemuk ataupun kurus
G. Kontraindikasi
Yang tidak
diperkenankan menggunakan IUD adalah
· Belum
pernah melahirkan
· Adanya
perkiraan hamil
· Kelainan
alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
· Perdarahan
vagina yang tidak diketahui
· Sedang
menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
· Tiga
bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic
· Kelainan
bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum
uteri
· Penyakit
trofoblas yang ganas
· Diketahui
menderita TBC pelvic
· Kanker
alat genital
· Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm
H. Keuntungan
Keuntungan
dari pemakaian alat kontrasepsi IUD antara lain:
· Sangat
efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH,
paling tidak 10 tahun
· IUD
dapat efektif segera setelah pemasangan
· Metode
jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
· Tidak
mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa
aman terhadap risiko kehamilan
· Tidak
ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
· Tiak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidakmengganggu
kualitas dan kuantitas ASI
· Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
· Dapat
digunakan sampai menopause
· Tidak
ada interaksi dengan obat-obat
· Membantu
mencegah kehamilan ektopik
· Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
I.
Kerugian
Setelah
pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah
itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan
keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang,
karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan
harus segera ke klinik jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda
kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari
haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu
badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya
jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan
gejala-gejala diatas.
J.
Efek
Samping dan Komplikasi
Efek samping
dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaituL:
Pada saat insersi :
Pada saat insersi :
a.Rasa sakit atau nyeri
b.Muntah, keringat dingin
c.Perforasi uterus
Efek samping dan
komplikasi IUD dikemudian hari:
a.Rasa sakit dan perdarahan
b.Infeksi
c.Kehamilan intra-uterine
d.Kehamilan ektopik
e.Ekspulsi
Aapun
komplikasi-komplikasi lain yang terjadi yaitu :
·
Efek samping umum
terjadi:perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
·
Komplikasi
lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
·
Tidak mencegah IMS
termasuk HIV/AIDS
·
Tidak baik digunakan
pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
·
Penyakit radang panggul
terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
·
Prosedur medis,
termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
·
Sedikit nyeri dan
perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya
menghilang dalam 1 – 2 hari
·
Klien tidak dapat
melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
·
Mungkin IUD keluar dari
uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah
melahirkan)
·
Tidak mencegah
terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
·
Perempuan harus
memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
K. Waktu Pemasangan
Pemasangan
IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
·
setelah melahirkan
a. boleh
dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan
b. dapat pula dipasang setelah 4 minggu
pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil
c. antara 48 jam sampai 4 minggu pasca
persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
·
setelah terjadinya
keguguran:
a.
jika mengalami
keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika
keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak
hamil
b.
jika terjadi infeksi,
boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi yang lain.
·
hari ke 3 haid sampai
hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
·
menggantikan metode KB lainnya:
a.
jika telah memakai
metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh
dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)
L. Waktu Pemakai
Memeriksakan Diri
Setelah pemasangan, pengguna
IUD harus memeriksaan diri supaya petugas kesehatan dapat mengontrol keadaan
IUD tersebut.
Adapun waktu memeriksaannya yaitu :
·
1 bulan pasca
pemasangan
·
3 bulan kemudian
·
setiap 6 bulan
berikutnya
·
bila terlambat haid 1
minggu
·
perdarahan banyak atau
keluhan istimewa lainnya
M. Cara Memeriksa Benang
IUD
·
Datang
ke tenaga kesehatan
Seperti
yang teleh dikemukakan di atas pengguna IUD setidaknya memeriksakan penang IUD.
·
memeriksa sendiri
dengan cara :
a. cuci
tangan
b. duduk
dalam posisi jongkok
c. masukan
jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim
d. cuci
tangan setelah selesai
N. Keluhan-Keluhan Pemakaian
IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan
IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang
biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung
terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh
lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang
keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak
jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama
beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine
cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena
terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing
dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi.
Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian
IUD.
O. Pemasangan IUD
Alat-alat:
1.
Bak steril berisi :
a.
Duk g. Gunting
b.
Sarung tangan h. Lidi berkapas
c.
Kapas basah lysol /
sublimat i. Pinset panjang
d.
Spekulum j. Sonde rahim
e.
Tenakulum k. Kateter
f.
AKDR dan inserter
2.
Neerbekken
a. Bethaden
b. Lampu
kepala ( head lamp)
Pemeriksaan sebelum Pemasangan:
1. Pemeriksaan
perut.( pemeriksaan luar )
2. Pemeriksaan dalam ( Bimanual ), pemeriksaan
melalui Vagina
Langkah-langkah:
Langkah-langkah
pemasangan IUD jenis cooper-T
1.
Bukalah bungkus copper
T, cukup separuh saja dimulai dari ujung dan jagalah agar AKDR tertutup dengan
bungkus plastiknya. Lihat gambar berikut:
2.
Masukkanlah pendorong (
plunger ) kedalam lobang pemasang
3.
Ukur alat pemasang
sampai batas biru ( untuk batas servix ), sesuai dengan panjang rahim ( uterus
) sewaktu melakukan pengukuram rahim dengan sonde.
4.
Memasukan cooper T
kedalam alat pemasang sesuai batas pada alat pemasang .
Lihat gambar berikut ;
5.
Dengan memakai sarung
tangan karet kecil ,bukalah seluruh bungkus plastic dan lipatlah sisi-sisi
sayap T dan masukkan kedalam alat pemasang sampai 0,6 cm.
6.
Hati-hati dan yakinkan
agar sayap T didalam alat pemasang dalam kedudukan bidang horizontal yang sama
dengan batas biru ( untuk servix )
Lihat gambar berikut ;
7.
Peganglah tenakulum
dengan tangan kiri dan tarik baik-baik kebawah dan keluar,agar rongga rahim ,
saluran indoservix dan saluran liang senggama menjadi lurus.
8.
Doronglah alat pemasang
copper T masuk kedalam rahim sampai batas biru ( gambar 19 a )
9.
Jangan lupa agar batas
biru ada pada bidang hirozontal
10. Peganglah
ujung bawah dari alat pemasang dengan tangan kiri dan cincin pendorong dengan
tangan kanan, bersamaan dengan tarikan yang tetap pada tenakulum, dorong AKDR
tidak boleh bergerak peganglah terus pada tempatnya. (lihat gambar 19 b)
11. Tarik
alat pemasang berlahan-lahan ,dengan demikian akan meninggalkan Copper T dengan
letak yang diinginkan ( lihat gambar 19 c )
P.
Cara
mengeluarkan AKDR
Siapkan
alat-alat seperti pada pemasangan , beritahukan pada akseptor bahwa hal ini
tidak akan menimbulkan rasa sakit. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
Cuci tangan dengan air
dan sabun sampai bersih.
2.
Pasang sarung tangan
steril.
3.
Ambillah korentang dari
tempatnya yang steril, kemudian bersihkan vulva dengan kapas yang telah
direndam dengan lysol.
4.
Pasanglah spekulum
steril kedalam vagina dan carilah letak benangnya.
5.
Apabila kelihatan,
peganglah benang tersebut dengan korentang dan tariklah perlahan-lahan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya
di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga
Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai
sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya
upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau
pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval
kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat
kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk
khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB
ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan
AKDR.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat,
keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga
diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan
cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh
tenaga kesehatan.
B.
SARAN
·
Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR.
Pengguna
hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan
cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
·
Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan
keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur. Dan sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk
melakukan infomconsent pada klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar