Jumat, 25 November 2011

IUD


BAB I
PENDAHULUAN
A.         Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
            Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).KB merupakan program yang berfungsi untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan.


B.           Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah sejarah dari AKDR ?
2.      Apakah pengertian AKDR ?
3.      Adakah jenis-jenis IUD ?
4.      Bagaimanakah cara kerja IUD ?
5.      Bagaimanakah tingkat keefektifitasan dari IUD/AKDR ?
6.      Adakah Kontraindikasi pemakaian IUD/AKDR ?
7.      Apasaja keuntungan-keuntungan menggunakan IUD/AKDR ?
8.      Apasaja kerugian-kerugian menggunakan kontrasepsi IUD/AKDR ?
9.      Efek samping dan komplikasi seperti apakah yang ditimbulkan pada saat pemakaian alat kontrasepsi IUD/AKDR ?
10.  Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan IUD/AKDR ?
11.  Bagaimanakah cara pemeriksaan benang IUD ?
12.  Apasaja keluhan-keluhan dalam memasang IUD ?
13.  Bagaimana cara pemasangan IUD ?

C.          Tujuan
1.      Dapat mengetahui sejarah dari AKDR.
2.      Dapat mengetahui pengertian ADKR.
3.      Mengetahui jenis-jenis AKDR.
4.      Mengetahui cara kerja IUD.
5.      Mengetahui tingkat keefektifan dari IUD.
6.      Mengidentifikasi adanya kontraindikasi dalam pemakaian AKDR.
7.      Mengetahui keuntungan-keuntungan pemakaian AKDR.
8.      Mengidentifikasi kerigian-kerugian dalam penggunaan AKDR.
9.      Mengidentifikasi efeksamping dan komplikasi yang ditimbulkan dalam penggunaan AKDR.
10.  Mengetahui waktu pemasangan IUD.
11.  Mengetahui cara pemeriksaan benang IUD.
12.  Mengrtahui keluhan-keluhan dalam pemasangan IUD.
13.  Mengetahui bagaimana cara pemasangan IUD.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah
AKDR telah dikenal sejak zaman purba dan diyakini mempunyai efek antifertilitas. Pada tahun 1909, Richard Richter memperkenalkan cincin intra uterine yang terbuat dari usus ulat sutra. Pada 1928 Erneset Grafenberg di Jerman memperkenalkan AKDR berbentuk cincin yang terbuat dari campuran temabaga dan perak. Ternyata cincin Grafenberg banyak menimbulkan peradangan panggul, sehingga tidak populer dan akhirya tidak lagi mendapat peminat. Sejak saat itu banyak penelitian dilakukan untuk menciptakan AKDR baru baik dari segi bentuk maupun materialnya. Pada akhir tahun 1950 AKDR generasi pertama atau polos (inered IUD) yakni AKDR yang terbuat dari bahan polietilen. Salah satu AKDR jenis ini adalah Lippes loop yang sangat terkenal yang termasuk salah satu AKDR yang masih dipakai hingga sekarang. Pada tahun 1970an dibuat AKDR jenis baru yang masih menggunakan bahan bakar plastic polietilen tapi dengan menambah substansi lain seperti logam(tembaga) atau hormon dengan maksud mengurangi efek samping dan menambah keefektifannya. Berbagai bentuk dan ukuran AKDR telah diciptakan tetapi pada dasarnya ada 2 hal yang penting menyangkut AKDR,yakni:
1.      Tidak ada satu jenis IUD yang secara konsisten lebih baik dari yang lain(missal lebih rendah angka kejadiannya untuk kehamilan, ekspulsi, dan pencabutan).
2.      AKDR yang lebih kecil menunjukkan angka kehamilan dan ekspulsi yang lebih tinggi ketimbang model yang lebih besar, tetapi mempunyai angka kejadian yang lebih kecil untuk gangguan perdarahan, nyeri dan gangguan medis lainnya yang memaksa AKDR harus diangkat.
Meskipun banyak laporan menunjukkan adanya hubungan antara kejadian penyakir radang panggul (PRP) dengan pemakainan AKDR tetapi tetap saja AKDR merupakan alat kontrasepsi yang populer Karena keefektifannya yang tinggi, aman dan sangat cocok untuk banyak wanita terutama yang sudah mempunyai anak dan tidak beresiko terhadap penyakit menular (PMS). AKDR polos menjamin wanita terbebas dari efek samping hormonal sehingga sangat cocok untuk wanita yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal.

B.     Pengertian
IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur (Polyethelen) yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.

C.    Jenis IUD
Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama spiral. Jenis-jenis dari IUD tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini :
Description: IUD's
a. Lippes-Loop                            d. Copper-T (Gyne-T)
                                                    g.Progesterone IUD
b. Saf-T-Coil                               e. Copper-7 (Gravigard)
c. Dana-Super                             f. Multiload
Description: http://www.arhp.org/uploadImages/CPIUC_figure5.gif

Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada beberapa macam jenis yaitu :
·         IUD Copper T,
IUD ini terbentuk dari rangka plastik yang lentur (polyethelene ) dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut : 

 Description: http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSD6HUkIdL_ndBdL6hmoAs8_X_S8mg8j69KsMDZUGEYYx0mlxE&t=1&usg=__xEW2WOQbgqXBSR_xA66t8cY_bVQ=Description: http://stat.kompasiana.com/files/2009/12/iud2.jpg

·         IUD Nova T
IUD ini terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batangIUD. Gambar IUD Nova T :

Description: http://s3.hubimg.com/u/143030_f496.jpgDescription: http://www.birthcontrolbuzz.com/BCBproductImages/15057.jpg
·         IUD Mirena
IUD ini  terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :
Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRd9ino-TJE5QbEbsKNvGJ_etGYz5d-rDqZiBhcw2DvRaFxaZ8&t=1&usg=__runXlRsgBIBGGH6QVdHDBG9fKMg=Description: http://info.k4health.org/pr/m19/pg14.jpg
·       Cooper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

Description: D:\COG10008.jpg

·       Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.



·       Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

Description: D:\COG10014.jpg

·        

D.    Cara Kerja
Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual tertjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).

1.      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.      IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

E.     Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

F.     Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
·         Usia reproduktif
·         Keadaan nulipara
·         Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
·         Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
·         Setelah melahirkan dan tidak menyusui
·         Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
·         Risiko rendah dari IMS
·         Tidak menghendaki metoda hormonal
·         Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
·         Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
·         Perokok
·         Gemuk ataupun kurus
G.    Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
·      Belum pernah melahirkan
·      Adanya perkiraan hamil
·      Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
·      Perdarahan vagina yang tidak diketahui
·      Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
·      Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic
·      Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
·      Penyakit trofoblas yang ganas
·      Diketahui menderita TBC pelvic
·      Kanker alat genital
·      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

H.    Keuntungan
Keuntungan dari pemakaian alat kontrasepsi IUD antara lain:
·      Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
·      IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
·      Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
·      Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
·      Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
·      Tiak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidakmengganggu kualitas dan kuantitas ASI
·      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
·      Dapat digunakan sampai menopause
·      Tidak ada interaksi dengan obat-obat
·      Membantu mencegah kehamilan ektopik
·      Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

I.       Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1.    Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
2.    Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3.    Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4.    Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.

J.      Efek Samping dan Komplikasi
Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaituL:
 Pada saat insersi
:
a.Rasa sakit atau nyeri
b.Muntah, keringat dingin
c.Perforasi uterus
Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
a.Rasa sakit dan perdarahan
b.Infeksi
c.Kehamilan intra-uterine
d.Kehamilan ektopik
e.Ekspulsi
Aapun komplikasi-komplikasi lain yang terjadi yaitu :
·         Efek samping umum terjadi:perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
·         Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
·         Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
·         Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
·         Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
·         Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
·         Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
·         Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
·         Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
·         Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
·         Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

K.    Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
·         setelah melahirkan
a.  boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan
b. dapat pula dipasang setelah 4  minggu pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil
c.  antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
·         setelah terjadinya keguguran:
a.     jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil
b.    jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi yang lain.
·         hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid

·         menggantikan  metode KB lainnya:
a.       jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)

L.     Waktu Pemakai Memeriksakan Diri

Setelah pemasangan, pengguna IUD harus memeriksaan diri supaya petugas kesehatan dapat mengontrol keadaan IUD tersebut.
Adapun waktu memeriksaannya yaitu :
·         1 bulan pasca pemasangan
·         3 bulan kemudian
·         setiap 6 bulan berikutnya
·         bila terlambat haid 1 minggu
·         perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

M.   Cara Memeriksa Benang IUD
·           Datang ke tenaga kesehatan
Seperti yang teleh dikemukakan di atas pengguna IUD setidaknya memeriksakan penang IUD.
·           memeriksa sendiri dengan cara :
a.       cuci tangan
b.      duduk dalam posisi jongkok
c.       masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim
d.      cuci tangan setelah selesai

N.    Keluhan-Keluhan Pemakaian IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.

O.    Pemasangan IUD
Alat-alat:
1.      Bak steril berisi :
a.      Duk                                                           g.   Gunting
b.      Sarung tangan                                           h.   Lidi berkapas
c.       Kapas basah lysol / sublimat                     i.    Pinset panjang
d.      Spekulum                                                  j.    Sonde rahim
e.       Tenakulum                                                k.   Kateter
f.       AKDR dan inserter
2.      Neerbekken
a.    Bethaden
b.   Lampu kepala ( head lamp)

Pemeriksaan sebelum Pemasangan:
1.       Pemeriksaan perut.( pemeriksaan luar )
2.        Pemeriksaan dalam ( Bimanual ), pemeriksaan melalui Vagina

Langkah-langkah:
Langkah-langkah pemasangan IUD jenis cooper-T
1.      Bukalah bungkus copper T, cukup separuh saja dimulai dari ujung dan jagalah agar AKDR tertutup dengan bungkus plastiknya. Lihat gambar berikut:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgSWkdGM95GTpv_wFmOY4EYXwxSPrvkuOvliNWWL1urKqkfuHidiHsmSyGafvHMRgjTDDmOa6H1mFRNxAJCdTxpVrqpO61d-V-szj3MjFthaY-AHM0KYjqxxswM-6uOSezwHwOZbJ9uyc/s320/gambar5.JPG

2.      Masukkanlah pendorong ( plunger ) kedalam lobang pemasang
3.      Ukur alat pemasang sampai batas biru ( untuk batas servix ), sesuai dengan panjang rahim ( uterus ) sewaktu melakukan pengukuram rahim dengan sonde.
4.      Memasukan cooper T kedalam alat pemasang sesuai batas pada alat pemasang .
Lihat gambar berikut ;

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Pvy4vFV2R9PzOVHLBpHWSJU4EShBHs5Su-wNOXIMWUxvJaZCHM9rHO78zuktDcK-A2LhlUrt5zH-QCqafjK3PPwSKYH2AvniSWg4vvI-zIbLAX74vS0jWiJuShYo7TC-J7oC7oqN69E/s320/gambar6.JPG

5.      Dengan memakai sarung tangan karet kecil ,bukalah seluruh bungkus plastic dan lipatlah sisi-sisi sayap T dan masukkan kedalam alat pemasang sampai 0,6 cm.
6.      Hati-hati dan yakinkan agar sayap T didalam alat pemasang dalam kedudukan bidang horizontal yang sama dengan batas biru ( untuk servix ) 
Lihat gambar berikut ;

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikLdNlVN1nkKh6mpi-6eMpMkxWgD7YtSe78_34FiVlg9vfCDrgDxZ5DUtylwTs1dKF4TBiRMW92HtKIZ07A3llms5xezX_fZOb11P7qIrFTSdNeypnp-2889dlzM6G2CGGtA9_hm3nt3o/s320/7.JPG
7.      Peganglah tenakulum dengan tangan kiri dan tarik baik-baik kebawah dan keluar,agar rongga rahim , saluran indoservix dan saluran liang senggama menjadi lurus.
8.      Doronglah alat pemasang copper T masuk kedalam rahim sampai batas biru ( gambar 19 a )
9.      Jangan lupa agar batas biru ada pada bidang hirozontal
10.  Peganglah ujung bawah dari alat pemasang dengan tangan kiri dan cincin pendorong dengan tangan kanan, bersamaan dengan tarikan yang tetap pada tenakulum, dorong AKDR tidak boleh bergerak peganglah terus pada tempatnya. (lihat gambar 19 b)
11.  Tarik alat pemasang berlahan-lahan ,dengan demikian akan meninggalkan Copper T dengan letak yang diinginkan ( lihat gambar 19 c )

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuq9jfuXkL89nww75Xqm7F_wrE9nnx2Wv57-3qgFFkHaBDyB98JhEpqV9G4IErhzOtOkTlzhzNfz4_AYdgalddCFe9WyebYQa3K5CMU2OLzhUajee8C3bkA3QDhg9CgUuruT1nMfdCRE0/s320/8.JPG

P.      Cara mengeluarkan AKDR
Siapkan alat-alat seperti pada pemasangan , beritahukan pada akseptor bahwa hal ini tidak akan menimbulkan rasa sakit. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.    Cuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih.
2.    Pasang sarung tangan steril.
3.    Ambillah korentang dari tempatnya yang steril, kemudian bersihkan vulva dengan kapas yang telah direndam dengan lysol.
4.    Pasanglah spekulum steril kedalam vagina dan carilah letak benangnya.
5.    Apabila kelihatan, peganglah benang tersebut dengan korentang dan tariklah perlahan-lahan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFbIJzNDt5ddqg7E1EsHU9_Tx2C9jJx4yf6L5zGU_QwSE9wwhGeopgXuP9sh1Dpu_fdM_xinCJbcsRiIxPAAYMO5NgOZpXAkHea2OPuCt-4n_wLmhdlgIYc_Nvd0LFusx6O9GFvz8pCHg/s320/11.JPG





















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.

Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.

Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.

Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

B.     SARAN
·         Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR.
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
·         Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur. Dan sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar